Bupati Rohul: Mandai Ulu Taon Bukan Sekadar Seremonial, Ini Jati Diri Kita

Dokumen Foto: Bupati dan Wakil Bupati Rokan Hulu Hadiri Acara Taradisi Mandai Ulu Taon (Makan Bersama) Di Desa Rambah Tengah Barat.
Nusapos.com, Rohul - Tradisi makan bersama di penghujung tahun yang dikenal dengan nama Mandai Ulu Taon, kembali digelar oleh masyarakat Mandailing di Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu. Acara sakral dan penuh makna ini berlangsung pada Rabu (18/06/2024) di Balai Adat Bagas Rarangan Huta Haiti, Desa Rambah Tengah Barat. Tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun ini menjadi ajang silaturahmi, pelestarian budaya, serta penghormatan terhadap leluhur.
Ratusan warga memadati lokasi acara yang berlangsung khidmat namun penuh kehangatan. Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Rokan Hulu Anton, ST., MM, Wakil Bupati H. Syafaruddin Poti, SH., MM, Ketua DPRD unsur Forkopimda, Camat Rambah, Kepala Desa Rambah Tengah Barat, Ketua Lembaga Adat Melayu Rokan Hulu, Raja Rambah, serta tokoh adat seperti Ketua LKA Luhak Rambah, Sutan Na Opat, Marngaraja Na Tolu, Sutan Marbaris, dan Mangaraja Baratur.
Salah satu momen penting dalam tradisi ini adalah pembacaan sejarah leluhur, Boru Namora Suri Andung Jati, yang dipercaya sebagai tokoh awal penyebaran suku Mandailing di wilayah Rambah. Menurut cerita turun temurun, Boru Namora Suri Andung Jati bukanlah manusia biasa, melainkan putri khayangan atau bidadari yang turun ke bumi.
Kepergiannya yang misterius diyakini meninggalkan jejak terakhir yang menjadi tempat ziarah dan penghormatan dalam acara ini. Tradisi berkunjung ke pijakan terakhir Boru Namora pun menjadi bagian sakral yang tak terpisahkan dari rangkaian kegiatan Mandai Ulu Taon.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Rambah Tengah Barat, Sopian Daulay, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran seluruh undangan serta kerja keras panitia dan masyarakat dalam menyukseskan acara ini. Ia berharap tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi agenda tahunan yang semakin meriah dan bermakna.
Sementara itu, Bupati Rokan Hulu Anton memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Mandai Ulu Taon. Ia menilai tradisi ini bukan sekadar seremoni adat, melainkan momentum penting untuk memperkuat jalinan silaturahmi, menjaga identitas budaya, serta mengenang sejarah perjuangan leluhur yang telah meletakkan dasar kehidupan masyarakat Mandailing di Rambah.
"Acara seperti ini jangan hanya dianggap sebagai perayaan tahunan. Ini adalah pengingat akan asal-usul kita, dan Pemkab Rokan Hulu akan terus mendukung kegiatan yang memperkuat nilai-nilai budaya dan kebersamaan," ujar Anton dalam sambutannya.
Ia juga mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk tidak melupakan sejarah dan tetap menjaga warisan leluhur sebagai bagian dari jati diri bangsa.
Mandai Ulu Taon bukan hanya menjadi ajang makan bersama atau berkumpul, tapi juga sebuah ruang untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal, mempererat ikatan sosial, dan memperteguh kecintaan terhadap tradisi. Di tengah arus modernisasi, keberlangsungan acara ini menjadi simbol bahwa budaya adalah akar yang tak boleh tercabut.(*)
Editor :Febri Wahyudi